Senin, 27 Agustus 2012

SEPERTI BIASANYA


Seperti biasanya..
aku mesti men'cereweti' film yang udah aku tonton. Entah itu dalam bentuk status atau notes kayak gini. Emang sih kita ga ikut terlibat dalam produksi film itu makanya kita bisa coment seabis-abisnya, ngritik, dan mancari kesalahan (baca: mengkoreksi ^^). Tapi emang salah satu tujuan karya dibuat itu ya buat ngedapetin kritik dan saran-saran yang bawel itu tadi, itupun kalo si film maker orientasinya ke passion bukan cuma ke profit.Jadi kita ga perlu ngerasa bersalah udah me-review film,musik,novel,atau apa saja selama itu ga ada maksud menjatuhkan apalagi pelet (hhe). Dan di film yang barusan aku tonton (baca: Perahu Kertas) menyuguhkan banyak bahan. Bahan buat kecewa, bahan buat seneng, bahan buat kagum, bahan .... bahan buat beromantisan (harusnya..hha).


Seperti biasanya..
sebuah film yang diadaptasi dari novel SELALU punya kelemahan. Selama ini film novel yang aku tonton seperti itu, baik film luar maupun film Indonesia. Novel memberi kebebasan pembacanya untuk memvisualisasikan segala tokoh dan tempat-tempat dalam novel kecuali perasaan. Karena aku yakin perasaan antara pembaca satu dengan yang lain itu sama bila jeli menghayatinya. Ga mungkin dong kalo alinea di novel itu sedih tapi ada yang ngebaca sambil ketawa. Tapi di film, segala visualisasi yang bebas itu dibatasi dan dipakemkan. Tapi rasa itu harusnya tetap sama. Itu yang kurang aku dapet di film ini.
Film ini terlalu to the point (menurutku), semua alasannya dipendam namun dampaknya langsung diperlihatkan dengan bagus memang, tapi aku sebagai penonton ga punya ngregetnya. Seperti perasaan bimbang dan galaunya Kugy yang menyebabkan dia memilih tekun kuliah, memilih sakolah alit, memilih meninggalkan Ojos, menjauhi Keenan, Eko, dan Nonik. Perasaan tertekannya Keenan yang kuliah di ekonomi dan memendam cintanya pada lukisan. Konflik yang terjadi pada Geng pura-Pura Ninja. Kedekatan Pura-Pura Ninja. Dan mungkin ada bagian yang kelewat aku sebutin. Pasti sang sutradara sudah berdiskusi dengan semua pihak terutama Sang penulis Novel tentang cerita di film itu, bagian yang harus ditunjukkin atau yang harus dipotong, dan pasti semuanya berkenan menyuguhkan perasaan yang sama bagi pembaca dan penonton, yeah balik lagi ke alinea pertama ya (hhe).
Tapi jangan salah, film ini juga enak di liat kok. Adegan dimana remi ngumumin kalo proyek wafer mereka goal itu adegan paling aku suka. Remi yang memakai kemeja hitam, celana hitam, dan gaya 'bos konsletnya' hhe berhasil dibawakan Reza Rahadian dengan memukau. Kecewanya sih waktu adegan Remi ciuman ama Kugy, kayaknya Kugy terlalu muda buat Remi (Aku lebih pantes..hha *huek). Framing yang pertama kali aku liat, kayaknya ini temuan baru..bener-bener bagus. Adegan malam tahun baru di pantai, castnya Kugy dan Remi, sumpah bagus itu framingnya. And.. The jokes in it very very very make me LOL hhe
Pokoknya congrats buat seluruh awak film perahu kertas yang sudah bersusah payah bersukaria melayarkan perahu kertas ini. But you know all, I wish it better than it :)it's ok, we still have Perahu Kertas Season 2, don't we?
semoga itu lebih melonjakkan hati ya bung Hanung :))

Seperti biasanya..
Film adalah orang ketiga antara kami. Aku ga nonton sendirian dong, sama sapa lagi kalo bukan sama orang yang ga pernah absen bangunin sahur, yang pertama aku sms dan terakhir aku sms, yang gondrong, yang jarang mandi, yang kedatangannya aku tunggu selama 3 bulan lebih tapi setelah kita ketemu pertama kali, ternyata dia lebih kangen ke film ketimbang ke aku (hha).Film di puter dan berhasil membuat mata dan hati kita tak berkutik..mantenginn terus sampe tamat.

Film ..
dia yang mempertemukan
dia yang merekatkan
dia yang menjauhkan

Seperti biasanya..
ini dicopy dari note FB
(hha)
^^

Selamat malam agen-agen neptunus beserta teman-teman agen lainnya :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar